Menetapkan harga jual suatu karya seni merupakan tantangan tersendiri bagi
sang perupa, pengelola galeri maupun kolektor karya seni rupa. Namun setidaknya
ada beberapa patokan yang dapat di jadikan acuan agar peluang menjual karya
seni rupa menjadi semakin terbuka lebar.
Meskipun karya senirupa
merupakan suatu karya seni yang memberi kepuasan secara estetika dan emosional,
karya senirupa juga tidak terbebas dari sengitnya persaingan pasar. Daya tarik
suatu karya sedikit banyak di pengaruhi oleh ketersediaan karya pembanding atau
alternative.
Kesalahan dalam menetapkan harga penawaran bisa membuat membatasi kolektor
potensial suatu karya. Menetapkan harga terlalu tinggi atau terlalu rendah
merupakan hal yang harus di waspadai.
Menetapkan harga yang terlalu tinggi akan membatasi jumlah kolektor
potensialnya. Menetapkan harga terlalu rendah akan kadang membuat kolektor
meragukan kepercayaan diri perupa sehingga mendorong calon kolektor berpikir
kalau si perupa tidak bisa menghargai karyanya sendiri maka kenapa para
kolektor harus menghargainya?
Memang tidak ada patokan yang baku yang bisa dijadikan pegangan pasti dalam
menetapkan harga pasar sebab kita berhubungan dengan karya seni namun
setidaknya hal-hal berikut bisa di jadikan bahan pertimbangan dalam menetapkan
harga:
1. Apakah karya yang di hasilkan memiliki ciri tersendiri yang dapat mendongkrak nilai jual
karena dianggap relevan dan unik oleh
komunitas senirupa sehingga bisa di jadikan sebagai dasar bagi komunitas
senirupa dan khususnya oleh para kolektor untuk mengoleksi karya sang perupa?
Kalau ada perupa lain yang mampu membuat karya yang mirip2 khususnya secara
secara goresan dan objek, atau sudah terlebih dahulu dikenal atau terkenal
dengan gaya yang mirip maka umumnya akan lebih sulit menetapkan harga yang
lebih premium atau lebih tinggi.
2. Ukuran karya. Secara umum karya
perupa yang sama yang berukuran lebih besar memang pantas di bandrol harga
lebih tinggi daripada karya yang ukuran nya lebih kecil. Cukup banyak perupa
yang tidak memiliki fleksibilitas dalam menghasilkan karya yang besar dan
kecil. Tidak sedikit perupa yang piawai di bidang atau kanvas ukuran besar yang
mengalami kesulitan ketika harus berkarya diatas bidang yang kecil, demikian
juga sebaliknya.
3. Nama besar maupun visibilitas perupa
sebagai nilai tambah. Suka atau tidak suka nama besar atau visibilitas seorang
perupa mempengaruhi nilai suatu karya. Perupa yang dikenal luas atau ‘beredar dan
exist’ lebih mudah menetapkan harga jual yang lebih tinggi. Dengan
pertimbangan ini maka perupa muda harus berani merendahkan diri terlebih dahulu
sampai berhasil 'membuktikan diri' hingga memiliki pengakuan dari komunitas
senirupa (media massa, sesama perupa, kolektor, galeri dan kritikus) dalam
jumlah yang memadai. Karenanya perupa harus secara cerdas dan kreatif berupaya
untuk dikenal komunitas senirupa agar mendapat perhatian serta penilaian yang
positif baik terhadap karya maupun sikap perupa sendiri.
4. Biaya dan nilai waktu yang
dikeluarkan untuk menghasilkan suatu karya. Setiap perupa harus mengeluarkan
uang untuk membeli kanvas, cat, kuas serta kebutuhan lainnya termasuk biaya
hidup lainnya selama periode pengerjaan suatu karya hingga menutupi biaya untuk
berpameran.
5. Media dan materi yang dipakai
untuk berkreasi. Hal ini berhubungan dengan adanya preferensi komunitas
kolektor terhadap media maupun merek cat yang dipakai. Umumnya karya senirupa
dua dimensi yang dikerjakan di atas kanvas dengan cat minyak lebih mahal
harganya di bandingkan media lainnya.
6. Objek yang di
angkat merupakan salah satu yang menentukan appresiasi terhadap suatu karya.
Ada objek yang secara umum memiliki arti khusus namun ada juga yang memiliki
arti khusus hanya bagi sekelompok kolektor sebagai pendorong untuk atau tidak mengoleksi.
Kadang penggambaran objek seperti warna dominan, arah air mengalir, jumlah
orang maupun hewan, lambang keagamaan atau hewan yang di gambarkan mempengaruhi
kesiapan kolektor untuk membayar lebih.
7. Sejarah atau proses kreatif merupakan salah satu
penentu harga yang kalau di komunikasikan dengan benar dapat menambah nilai
suatu karya seni rupa.
8. Jumlah Kolektor
aktif sangat membantu dalam membangn atau menopang harga jual yang ideal
dan diharapkan perupa. Kolektor aktif
adalah mereka yang bukan sekedar membeli untuk di simpan tetapi secara sukarela
aktif mempromosikan sang perupa dan karyanya mengajak orang orang di sekitarnya
untuk ikut mengoleksi dan mengapresiasi.
TIPS TAMBAHAN:
1. Bubuhkan nama atau inisial serta tahun penyelesaian karya di setiap
karya. Ini penting terutama untuk catatan perjalanan waktu sang perupa dan bagi
komunitas senirupa untuk mengapresiasi perjalanan atau proses kreatif.
2. Hanya jual karya terbaik saja. Ini untuk kebaikan sang perupa sendiri
agar komunitas senirupa lebih menghargai setiap karya yang di lepas ke pasar
sehingga nilai karya akan lebih cepat meningkat.
3. Jangan iri terhadap keuntungan yang di dapat oleh galeri atau makelar
senirupa. Setiap kontributor memiliki hak untuk menikmati keuntungan dalam
setiap transaksi seni rupa. Jangan mudah menjual jauh di bawah harga galeri
karena akan membuat galeri dan makelas seni rupa kehilangan kepercayaan.
Bila sudah melakukan kontrak dengan satu galeri maka pegang teguh
kesepakatan hingga periode kontrak berakhir. lalu jangan pernah
memperpanjangnya lagi untuk menghindari ketergantungan.
4. Jangan terlalu menggantungkan diri pada satu atau dua galeri sehingga
dapat membuat perupa tergantung pada kemampuan menjual galeri dan mengganggu
kemampuan melampiaskan emosi estetika maupun kebutuhan ekonomi sang perupa.
KOLEKSI PATUNG & LUKISAN DEPEKA
Bagi saya lukisan dan patung adalah pelabuhan mata, hati, jiwa dan pikiran yang selalu mampu menghadirkan kedamaian, kenikmatan dan kesegaran di sela kesibukan pekerjaan. Meski demikian patung dan lukisan tidak akan pernah bisa menggantikan kecintaan saya pada keluarga sampai kapanpun.
Saya sangat percaya bahwa tidak ada karya seni yang bisa dikatakan jelek. Meskipun demikian saya lebih menghargai karya seni rupa yang lahir sebagai ekspresi jiwa, hasil pemikiran yang mendalam dan dorongan estetika sang perupa yang sempat mengkristal sebelum dipindahkan keatas kanvas yang siap merekamnya tanpa dipengaruhi tujuan komersil yang semata-mata untuk menambah pundi-pundi kekayaan sang perupa.
Saya berusahan untuk tidak mengoleksi karya perupa yang saya ketahui rela melacurkan kreatifitas dengan bantuan tehnologi digital maupun yang sekedar membubuhkan tanda tangan atas karya cantriknya.
Melalui blog ini saya mengajak para pengunjung untuk menghargai karya seni secara jujur dan murni dengan hati, mata dan jiwa namun bukan dengan telinga, bukan karena nama besar sang perupa, bukan sebagai instrumen investasi ataupun bukan sebagai kendaraan mengangkat status sosial.
Selain menampilkan karya perupa anak bangsa, DePeKa Virtual Gallery juga menampilkan beberapa koleksi lukisan karya perupa Asia, Afrika, Amerika Utara, Amerika Selatan, dan Eropa.
De Pe Ka Virtual Gallery juga menampilkan patung batu karya suku SHONA dari Zimbabwe yang merupakan kenang-kenangan dari perjalanan ke Selatan dan Timur Afrika antara tahun 1997 - 2003 untuk dinikmati para pengunjung blog ini.
Mari membuka hati, jiwa dan mata untuk karya Seni Rupa dan nikmati beberapa koleksi DePeKa Virtual Gallery di blogspot ini. Sampaikan komentar anda tentang koleksi saya.
Saya sangat percaya bahwa tidak ada karya seni yang bisa dikatakan jelek. Meskipun demikian saya lebih menghargai karya seni rupa yang lahir sebagai ekspresi jiwa, hasil pemikiran yang mendalam dan dorongan estetika sang perupa yang sempat mengkristal sebelum dipindahkan keatas kanvas yang siap merekamnya tanpa dipengaruhi tujuan komersil yang semata-mata untuk menambah pundi-pundi kekayaan sang perupa.
Saya berusahan untuk tidak mengoleksi karya perupa yang saya ketahui rela melacurkan kreatifitas dengan bantuan tehnologi digital maupun yang sekedar membubuhkan tanda tangan atas karya cantriknya.
Melalui blog ini saya mengajak para pengunjung untuk menghargai karya seni secara jujur dan murni dengan hati, mata dan jiwa namun bukan dengan telinga, bukan karena nama besar sang perupa, bukan sebagai instrumen investasi ataupun bukan sebagai kendaraan mengangkat status sosial.
Selain menampilkan karya perupa anak bangsa, DePeKa Virtual Gallery juga menampilkan beberapa koleksi lukisan karya perupa Asia, Afrika, Amerika Utara, Amerika Selatan, dan Eropa.
De Pe Ka Virtual Gallery juga menampilkan patung batu karya suku SHONA dari Zimbabwe yang merupakan kenang-kenangan dari perjalanan ke Selatan dan Timur Afrika antara tahun 1997 - 2003 untuk dinikmati para pengunjung blog ini.
Mari membuka hati, jiwa dan mata untuk karya Seni Rupa dan nikmati beberapa koleksi DePeKa Virtual Gallery di blogspot ini. Sampaikan komentar anda tentang koleksi saya.